Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012
anak tinggal seminggu lagi. kalau ditanya: "jadi sekarang udah bisa ngobatin pasien anak?" jawabannya adalah: jengjreeenggg *gelindingan*... kalo kata buku-nya Atul Gawande, yang dibutuhin di dunia kedokteran bukan orang yang jenius-jenius amat. tapi orang yang bone-headed enough (secara harfiah means dungu/tolol kali ya) buat terus belajar karena ngerasa dia bodoh. dan itulah yang saya rasain. g ada yang namanya pede bisa ngadepin pasien. yang ada adalah belajar terus sampe bisa 'sesempurna' mungkin mengobati. dan kita tahu, betapa relatifnya kesempurnaan... dulu dibilang masuk kedokteran itu kaya dikutuk. buat gak berhenti-berhenti belajar. ya iya emang. betapa cepatnya ilmu berubah. dan betapa lemahnya kita buat sombong karena punya ilmu yang g seberapa. harus g berhenti dan g puas-puas ngejar ilmu. terapi dengue tahun 2009 sama 2011 aja udah beda, padahal gap-nya cuma 2 tahun. dosis obat anti tuberkulosis aja berdasarkan jurnal udah beda dengan panduan p
Maslamah bin Abdul Mulk suatu saat menjeguk Umar bin Abdil Aziz saat beliau hendak wafat. Maslamah menyampaikan ,”Wahai Amir Mukminin, Anda melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan seorangpun sebelumnya. Anda tidak meninggalkan kepada keturunan Anda dinar dan dirham.” Dan saat itu putra Umar bin Abdul aziz berjumlah 13 orang. Maka Umar bin Abdul Aziz meminta agar Maslamah mendatangkan putra-putra beliau untuk duduk di sekitarnya, maka Maslamah pun melakukannya. Kemudian Umar bin Abdul Aziz menjawab pernyataan Maslamah ,”Adapun pernyataanmu bahwa aku tidak meninggalkan kepada mereka dinar dan dirham, maka sesungguhnya aku tidak menghalangi hak mereka namun juga tidak memberikan kepada mereka hak orang lain.  Sesungguhnya putraku ada dua kemungkinan, bisa ia taat kepada Allah maka Allah cukup baginya, karena Allah menjadi penolong orang-orang shalih.  Bisa juga ia bermaksiat kepada Allah, maka aku tidak menghiraukan apa yang bakal menimpanya .” (Ihya Ulumuddin, 10
Ceritanya ini pagi saya dibuat gelisah gara2 tweet-nya aagym. iya aagym, bukan dokter piiip yang wajahnya mirip aagym itu, hehehe. gara2nya pagi tadi pas sy lagi scrolling timeline sy terus ada tweet aagym yg diretweet orang (ribet amat intinya sy pengen bilang kalo sy g follow aagym) yang bilang gini: "sumber gelisah yang utama adalah banyak melakukan kesia-siaan". terus bawaannya pengen mewek tea.. Langsunglah bbm bunda plus ngutip si tweet-nya aagym. bunda tanya maksudnya gimana, saya bilang "gpp bun ini jadi warning sign aja, takutnya banyak hal sia-sia tanpa sadar yang kakak lakukan. dan kayaknya mah banyak *terus pake emot nangis*" terus bunda jawab gini:  "Kak, lagwi atau sia-sia tidak bisa hanya dilihat dari aktivitas. Lagwi itu adalah yang harus ditinggalkan oleh ibadurrahman. tapi harus dilihat whole package-nya. nonton, baca novel haha hihi itu bisa sia-sia semua, tapi bahkan di masjid, liqa, dsb juga bisa sia sia. Yang bunda fahami, sia-s
Sekarang saya makin suka dengan kedokteran. makin tau baik dan terutama buruk-buruknya, saya justru makin suka. karena ketidaksempurnaannya ini justru menyedot atensi dan pikiran saya. kaya magnet. dan bikin saya bener-bener niat untuk kembali, ambil spesialisasi, dan jadi dosen. (semoga niat-nya g meluntur seiring waktu, amin) kalo kata Patch Adams: "Yes, I want to be a doctor with all my heart." sebentar lagi ujian anak (hiks). overall saya seneng di anak. saya seneng kultur pendidikan dengan ciri khas-nya yaitu diskusi ilmiah. apalagi kalo yang diskusi orang2 yang berilmu dan g asbun. kalo ngeliat konsulen2 pada diskusi bawaannya mupeng. sukaa sukaa sukaaaa~  fluktuasi mood ya biasalah ya. yang awalnya kita g kenapa2 tiba2 ketemu sama residen/konsulen yang mood-nya lagi g bagus terus kena semprot g jelas. makin lama saya mencoba makin memahami hal2 'biasa' kaya gini. walaupun awalnya emang pengen ngomong "NAON SIH!". tapi ya mau gimana? kita
terus malem ini saya galau. karena masa lalu yang mengklaim dirinya adalah masa depan.  sekali-kalinya saya dengan lantang bilang: saya ga-lau. semoga hanya sementara. saya g suka. Allah, aku ingin awal, proses, dan akhirnya Engkau Ridhoi. Jauhkan aku dari yang menjauhkan aku dari ridho-Mu.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’ dari amal yang tidak diangkat ke langit (tidak diterima di sisi-Mu), dan dari doa yang tidak dikabulkan."
Observe, record, tabulate, communicate. Use your five senses. Learn to see, learn to hear, learn to feel, learn to smell, and know that by practice alone you can become expert. #errrrrggghhhh
People who ask our advice almost never take it. Yet we should never refuse to give it, upon request, for it often helps us to see our own way more clearly . - Brendan Francis
In this sad world of ours, sorrow comes to all... Perfect relief is not possible, except with time. You cannot now realize that you will ever feel better... And yet this is a mistake. You are sure to be happy again. - Abraham Lincoln

Cerita koas #3: Perseptor (Jiwa)

Saya sering esmoseh kalo ngeliat banyak guru yang g bener. karena menurut (kebatuan) saya, g ada yang namanya murid bodoh. yang ada adalah guru yang g bisa ngajar. akhirnya tersintesislah konsep di kepala saya bahwa: guru yang bener itu MAHAL. bener dalam artian mendidik ya. orang pinter banyak. tapi orang yang bisa jadi guru dan ngajarin itu ke orang-orang nggak. kombinasi kepintaran dan kemampuan mendidik (include ngajar) itu langka.  orang-orang yang bisa mendidik-lah yang selalu membuat saya kagum.  nah neh noh! begitupun di koas. residen yang pinter banyaknya minta ampun. tapi residen yang mau ngajarin mahalnya minta ampun juga. perseptor juga banyak dan (tentu) pintar-pintar. tapi yang bisa ngajarin dan mendidik langka.  apalagi di koas. perseptor memegang pengaruh amat sangat besar dalam apa yang kita dapet di bagian itu. beneran ini mah. g ada kaitan sama belajar mandiri and so on kalo lo belajar sendiri juga sama2 aja bisanya. enggak. ini beda kaya dulu di S1. 

Cerita koas #2

Udah dua hari ini sakit. dan kalau sakit biasanya jadi manja setengah mati, terutama (dan hanya) pada orangtua. tapi sekarang beda, di kostan alone and only, temen2 pada sibuk, ahaha. ini nosokomial infection kayaknya. infeksi yg didapet dari rumah sakit. awalnya hari sabtu cuma sakit tenggorokan, terus ditambah jaga dua hari berturut-turut (dodol berat emang, soalnya kang irwan -which is super super baik dan ngajarin NGT suction nebu dsb- yang minta tukeran jd g enak nolak) jadinya imun tubuh drop, dan minggu malemnya langsung demam tinggi plus sesak dan flu berat.  malem-malem kayaknya panjaaang banget.. efek g bisa tidur juga gara2 sesak kali ya. dan mulai berusaha mandiri dn tanggungjawab sama diri sendiri. g pake alesan males makan gr2 g enak makan lagi. itu sangat bocah dan sangat tidak bertanggungjawab.  my deepest gratitude goes to Ubaididong, yg udah kaya temen kembar siam, yg udh agak2 mirip orangtua sendiri soalnya care banget pas lagi sakit gini. apalagi sampe ngan