Dia yang staminanya mantap :)

Setelah kurang lebih 18 hari gak posting, ternyata malah jadi sulit nulis. yes, yes, yes, kayaknya emang nulis itu habitual act. mungkin ini alasannya banyak temen saya yg punya blog, tapi jarang banget posting. entah lupa, sibuk, memutuskan posting yang penting2 aja, atau emang nulis gak jadi habbit mereka. oke, karena solusi satu2nya adalah dobrak. jadi sekarang saya mau nulis. nulis apapun sebanyak2nya sesuka2nya. toh blog saya juga. mau gak penting mau nyampah biarin. yang penting nulis. maksain diri. membentuk kembali kebiasaan.

oke. alasan saya kemaren stop blogging sebenernya, err, ya klasik. lagi dalam tahap emotionally physically unstable. cape secape-capenya, tapi rasanya gak seneng. sibuk gak jelas. perasaan soliter yang datang dan pergi. dan masalah yang kayaknya kalo dateng mbokya ngetok dulu, ini malah langsung rembes bikin banjir. klasik, dijelasin pun males, boring. yang beda adalah cara penanganannya. kali ini saya memutuskan buat mandiri, sembunyi2 menangani perasaan sampai tuntas. gak cerita ke siapapun. gak nulis di blog tentang apapun itu yang galau2. no, saya menolak galau di blog. biar blog ini kembali ke fungsi awalnya. sarana berbagi ilmu.

saya sedang mencoba mendewasakan cara berpikir, cara bertindak, dan cara mengolah emosi. yang sadar saya lagi aneh bener2 cuma segelintir. palingan finka, dhila dan dinda. umur saya udah hampir 20, gak lucu aja kalau cara saya menangani masalah gak berubah2, gak membaik, dan gak makin dewasa. beneran tragis kalau kaya gitu. apa yang kamu capai ful? *plak*

ada suatu status di twitter, kalo g salah gini:
"lo gak bisa lari dari masalah. lo bisa aja sprint menghindarinya, tapi dia staminanya mantap".
masalah makin hari makin banyak pasti. makin berat. sekarang gak bisa dihadapi, gimana nanti kalo masalahnya makin gede. lari bukan pilihan, kita bukan orang2 yang mau jadi pengecut.

nah masalahnya, lari dari masalah sih enggak. tapi pensikapan terhadap masalah yang gak bener. ya gak bisa diterima juga. awal mengatasinya jelas: dengan cara ngerti dan paham betul duduk perkara yg terjadi, jadi pilihan solusi apapun yang kita ambil, diambil dengan 'sadar' dan tepat sasaran. bukan dengan sotoy -gak ngerti masalahnya- terus melakukan tindakan solusi ekstrim, yang saya lihat terjadi pada kebanyakan orang. itu aqlun buat apa oy! perlu latihan emang. dan saya sedang ngelatih itu. minta do'anya :_(

dan salah satu resolusi saya sekarang adalah:
tidak mengeluh.
mau seberat apapun, sesulit apapun, secape apapun, gak boleh ngeluh.
saya bukan -dan gak mau jadi- 'seniman' yang apa-apa dikerjain pake rasa, tapi banyaknya malah bikin destruktif.

mudah2an mengobati mereka2 yang kangen sama postingan saya, muhehehe ;) biarinlah geer, toh gratis ini #mongnaon #mongnaon #mongnaon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?