olymphiart#1: berani kotor.

Dengan seluruh hiruk-pikuk yang ada, banyak orang yang bilang ke saya, "udah aja olymphiart gak usah ada lagi tahun depan". Ada juga orang2 yang trauma dengan olymphiart, sampai gak mau terlibat baik itu jadi SC, OC, Komdis, peserta bahkan supporter angkatan. Hahahaha, saya cuma bisa ketawa. Wajar ada respon begitu.

Main aman bagaimanapun emang jalan paling mudah, dan enak. Ngapain susah-susah. Daripada ribut, sekalian aja mending gak usah diadain acaranya. Resiko dari gak main aman cukup tinggi, hingga orang2 memilih untuk cari jalan aman. Gak susah gak ribet. Tenang.

Tapi kalau main aman, orang2 gak akan banyak belajar. Orang2 yang terlihat udah bijak, mampu berpikir matang, dan dewasa gak nemu wadah aktualisasi. Orang2 yang masih belum, kehilangan salah satu sarana belajarnya. Bagaimanapun, di olymph, sebenernya semua saling mengisi. Kritikan dan konflik terhadap satu sama lain sebenernya sarana meng-upgrade satu sama lain. Siap menang, siap kalah. Berbagi. Berstrategi. Resiko-nya tinggi, tapi apa yang didapat kalau proses-nya optimal sebenernya lebih tinggi lagi. Sayangnya, orang2 kadang terlalu pesimis untuk bisa melewati hal-hal terkait RESIKO. Padahal baru resiko, bisa iya bisa enggak kejadian. Antisipasi penting, tapi bukan berarti diam dan jadinya statis kan? Sedangkan antisipasi sebenernya bisa dilakukan dengan perbaikan teknis.

Orang-orang pragmatis harus disadarkan untuk tidak cepat menyerah dan pasrah, kalau enggak, mereka g akan kemana-mana. Orang idealis harus dipaksa u/ membuka mata terhadap kenyataan, tidak tenggelam dalam mimpi. Kombinasi pragmatis-idealis sesuai kadar dan sesuai kondisi.

Ah, seru ya! ^^.
Kapan lagi punya sarana belajar sistemik begini? :)
Apalagi ini acara tiap tahun. Kalo g ada peningkatan, beneran celaka.
Mudah-mudahan semua sadar.

Kaya di iklan:
"Berani kotor itu baik" :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?