Terorganisir.

Salah banget emang ada togamas di Jatinangor. Kemaren pulang kuliah ke sana, rencana mau liat-liat, malah pulang bawa dua buku. Pinter. I bought the swordless samurai sama I am number four. Yang pertama, ttg true history-nya Toyotomi Hideyoshi (saya suka banget sama kisah samurai, BANGET), yang katanya, the greatest leader in Japan. Yang kedua, tentang buku sci-fi gitu, espionage kayaknya mah, ini novel udah difilm-in. Yang main Alex Pettyfer *fitri aisyah please don't scream, ayo kerjakan assignment-mu neng arsitek! :p*

Buku2 ini shall wait, karena masih ada dua buku lagi yang lebih prioritas yang harus dibaca. Belum lagi ujian dan skripsi. Hadoh. Oke, sebenernya saya pengen cerita-nya tentang buku yang lagi saya baca selama semingguan ini (kecepatan membaca semacam siput yang paralysis). Bukunya sempet dilarang beredar, karena emang kontroversial juga sih.

siap2 ya, sepertinya akan agak 'berat'.

*****

Sejak dulu sekali, saya selalu dicekoki dengan kata-kata "kejahatan yang terorganisir akan menang melawan kebaikan yang tidak terorganisir". Ini mainannya kualitas soalnya. Seiring perjalanan, ditelaah, sunatullahnya jelas, logikanya juga sejalan. Awalnya dicekoki akhirnya mewujud menjadi suatu hal yang betul2 saya yakini.

Masalah ada organisasi/gerakan internasional sangat rapi terorganisir yang memporak-porandakkan dunia dari dulu hingga sekarang, mayoritas mungkin tau. Kondisi timur tengah; Afghanistan, Palestina, Mesir, Libya, dan lainnya yang sedang bergejolak, hingga dulu sampai sekarang, dicurigai -dengan fakta yang jelas- merupakan konspirasi besar dari organisasi2 ini, yang didukung penuh oleh negara2 adidaya. Gak akan saya resumekan disini, karena beritanya juga udah banyak. Buku tentang freemasonry/ksatria-ksatria templar baik karangan Harun Yahya, maupun banyak Penulis lainnya juga banyak dijual bebas dan bisa dibaca.

Yang saya sedang baca adalah keberjalanan organisasi ini, di nusantara. Daerah yang diamanahkan oleh Allah kepada saya di hidup ini. Beda cerita kalau saya orang Palestina/Afghanistan dn sekitarnya. Tentu fokus bergeraknya juga disana. Bukan, bukan, dalam artian saudara2 sesama muslim disana tidak dipedulikan. Banyak sekali orang-orang yang sangat terfokus kepada saudara2 di timur tengah sana ataupun diluar, tapi buta sama sekali bahwa kondisi yang sama juga terjadi di tanah Indonesia. Bahwa yang terjadi di tanah ini bukan hanya sekedar produk2 mereka yang dijual disini lalu diboikot dan selesai semua masalah. Sungguh tidak.

Selayaknya semua harus disadarkan, bahwa ghazwul fikr/ perang pemikiran yang terjadi sekarang, lebih dari sekedar perilaku-perilaku menyimpang yang jelas salahnya di depan mata. Tapi sudah jauh ke masalah penggerogotan aqidah umat islam hingga sampai ke tahap yang bahkan alam bawah sadar pun tidak menyadari bahwa itu adalah suatu hal yang menyimpang, saking dekatnya kejahatan terorganisir ini.

Naudzubillah.

Buku ini menjabarkan tentang bagaimana sejarah yang sampai ke kita penuh distorsi, manipulatif, dan kabur. Kondisi sebenarnya dari nusantara/Indonesia sejak jaman penjajahan belanda hingga proklamasi RI banyak dikaburkan oleh fakta2 sejarah yang sampai. Statement "history is the story told by the winning general" sangatlah tepat menjelaskan fenomena ini.

Buku ini pada awalnya menyajikan tentang fakta-fakta sejarah yang ada, dilengkapi bukti2 foto dan dokumen mengenai keterlibatan penjajah belanda sebagai salah satu gembong dari organisasi ini. Orang2 yang dikirim ke wilayah Indonesia dan bertugas disini, notabene merupakan anggotanya - bahkan banyak yang merupakan petinggi2nya. Gerakan ini disebut dengan nama 'gerakan kemasonan'. Persekongkolan rahasia dibawah kendali Yahudi.

Para Mason di nusantara pada masa lalu adalah orang-orang yang menduduki jabatan penting di pemerintahan. Mereka memainkan peranan penting dalam gerak kolonialisasi dan nasionalisme di negeri ini. Total penjajahan Belanda yang kurang lebih berlangsung selama 350 tahun meninggalkan bekas yang sampai sekarang masih tetap signifikan efeknya. Tercatat nama2 seperti Thomas Stamford Raffles, Dirk van Hinloopen Labberton (sosok inspirator aktivis2 Boedi Oetomo), dan banyak lainnya merupakan bagian dari konspirasi besar ini.

Lima asas (Khoms Kanun) terpenting dalam gerakan kemasonan - yang juga merupakan lima asas penting yahudi: Demokrasi, sosialisme, monotheisme, nasionalisme, dan humanisme tertanam betul kepada para petinggi2 dan priyayi jawa yang banyak direkrut kedalam organisasi tersebut. Hingga setelah penjajahan Belanda berakhir, kader2 mason dengan pemikirannya menjelma menjadi mereka yang berperan besar dalam tampuk kepemimpinan Indonesia. Tersebut nama Radjiman Wedyodiningrat, petinggi mason dari pribumi, yang merupakan ketua dari Boedi Oetomo, yang juga merupakan bagian dari panitia BPUPKI - tim penyusun landasan Negara Republik Indonesia. Hingga pada akhirnya terbentuklah pancasila yang terdiri dari lima asas dan masing2 poinnya mewakili lima asas kemasonan, kebetulan? Wallahu'alam. Pernyataan seorang teman baru2 ini yang menyatakan bahwa tegaknya aturan islam merupakan bentuk khianat terhadap pahlawan negara merupakan fitnah besar dan penghinaan. History clearly state, justru para muslim-lah garda pertama perjuangan bangsa ini. Tidak ditunggangi kepentingan apapun dan siapapun!

Intermezzo: diluar benar/tidaknya, ini merupakan sebuah bentuk dari kaderisasi yang berhasil. Walaupun pengkader/mentor *dalam hal ini penjajah* sudah tidak ada, kader2 mereka tetap berhasil melanjutkan cita2 tersebut, bahkan hingga hari ini.

Kalau dibahas semuanya, ini beneran bakal terlalu panjang. Yang saya jabarkan benar2 superficial dan kurang menjelaskan dengan baik.

Yang membuat saya semacam ada perasaan 'tersentak yang riil' dengan buku ini adalah tentang betapa hal ini dekat sekali dengan kita, sekarang. Bukan merupakan kisah masa lalu yang hanya sebatas dongeng sebelum tidur, layaknya buku2 sejarah pada umumnya. Kejadian2 ini merupakan kisah yang masih berlanjut dan belum menemui endingnya.

Pluralisme, yang merupakan sebuah paham yang sedang sangat berkembang sekarang, tentang bagaimana sebagai manusia harus saling toleransi -yang diajarkan di buku2 kewarganegaraan anak2 Sekolah Dasar- dan tidak mementingkan sekat agama, ras, sosio-ekonomi, merupakan sebuah turunan dari ajaran2 Mason. Ajaran yang sudah berkembang sejak zaman penjajahan Belanda dulu di kalangan masyarakat. Yang paling membuat tersentak adalah saat saya melakukan wawancara dengan seorang Dosen yang pulang dari kuliah master di Belanda selama kurang lebih satu tahun. Saya bertanya mengenai apa hal yang sangat merubah pola pikirnya dan ingin dia terapkan di Indonesia. Beliau jawab tanpa ragu: pluralisme, dan menjabarkan poin2 yg dia maksud dengan pluralisme seperti apa yang tertera di buku yang baru saya baca itu. Ironinya adalah, dosen tersebut hanyalah terpapar selama 1 tahun, bayangkan Indonesia yang dijajah selama kurang lebih 350 tahun. Betapa telah mengeraknya paham2 ini kepada masyarakat, tanpa sadar.

Humanisme, yang disebut sebagai aspek terpenting dari Lima asas tersebut merupakan salah satu poin yang sudah menjamur dan mengerak di masyarakat. Persepsi umum mengenai Pengabdian Kepada Masyarakat -yang juga nama sebuah seksi di salah satu organisasi kampus- sedang dalam upaya doktrin halus yang menuju ke arah pluralisme (intinya sama2 ajalah sm pluralisme), bahwa pengabdian kepada kemanusiaan harus disertai dengan upaya membuang sekat-sekat agama. Terasa familiar bukan? Sama. Saya juga merinding.

Statement Pengabdian Kepada Masyarakat bahkan sudah tidak dianggap lagi salah oleh kebanyakan orang. Pengabdian manusia, yang HANYALAH menjadi hak Allah didistorsikan oleh nilai2 humanisme.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui,
mudah2an saya diampuni atas kelalaian lisan, akal, dan hati.

Saya stop disini, kalau enggak ini bakal jauh jauh lebih panjang lagi. Banyak sekali fakta2 yang terjadi, betapa aqidah umat sedang diserang oleh musuh2 islam dari berbagai sisi. Banyak yang mengaku muslim, tapi ideologinya pluralis, humanis, dsb. Islam hanya menjadi ritual dan tidak menjadi cita2 hidup. Tragis.

Take time to realize. Ini terjadi, sekarang, di sini, sekitar kita.

"Sungguh, telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim, dan orang2 yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya 'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran) mu, dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai kamu beriman kepada Allah saja'...." QS. 60:4.

Komentar

  1. Tulisan yang menarik Busy Girl, tapi coba tanya ke Orang Dataran Tinggi Gayo, Aceh. Mereka pasti berkata "Kami tidak pernah dijajah selama 350 tahun, Kami hanya ikut saja dengan pemimpin kami yang bergabung dengan Indonesia" Indonesia ini dibangun atas dasar kontrak sosial dari berbagai keragaman yang ada. Jadi, kontrak sosial tersebut harus dihormati dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
    Affabile
    Salam

    BalasHapus
  2. Hahaha, thank you for reading this affabile :) and for maybe routinely read my post.. terimakasih juga untuk komentarnya ^^.
    i'd like to discuss it with you kpn2. Fabil kan emg dunianya yang beginian...

    Iya, yg br fulki baca yg part keberadaannya terutama di pulau jawa, yg tentu skrg jd pusat pemerintahan dn kiblat di Indonesia.
    Masalah kontrak sosial itu, i've heard about that, dn nanti fulki cr lebih jauh sebenernya kondisinya bgmn. Dan kalo udh dpt, diskusi yuk :D

    BalasHapus
  3. please please kasih tau dong judul bukunya...
    aku pengen beli&baca juga fuuuuulll... :(

    BalasHapus
  4. beurat ki... ngomongin konspirasi nih.. :)
    setuju sama yang bagian pengabdian masyarakat ki.. namanya muslim harusnya belajar untuk menjadi ikhlas, memurnikan ketaatan, keloyalan, integritas, dan totalitas hanya untuk Allah saja :) CMIIW

    BalasHapus
  5. itulah kenapa nama dari divisi semacam itu di Asy-Syifaa adalah "Syiar Pelayanan Masyarakat" ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

bocah-bocah

Kisah dibalik lecture PHOP, BHP, dan CRP