KKN#4: Kesempatan
“Yaf, gw sadar sesuatu deh. Being best friend
with someone, faktor X-nya banyak. Bukan berarti kalau kita cocok sama
seseorang, best friends kita, kita cuma cocok sama mereka. In this entire
universe, yang cocok sama kita mungkin banyak, tp kenapa g sampe semua orang
bisa jadi sahabat kita? Its about chances. Fate. Condition...”
KKN gives me
plenty of chances.
Kesempatan
untuk kenal banyak orang baru, untuk lebih deket sama temen2 yang udah kenal
dari dulu tapi gak pernah sempet ngobrol secara mendalam, untuk belajar dari
ibu bidan yang luar biasa, untuk tensi orang terus2an sampai ke titik cape dan
males tensi, untuk liat pantai yang cantik-cantik, untuk liat sunset, untuk
liat bintang –plus belajar rasi bintang dari Ahmad, untuk bantu persalinan
pertama-kalinya, untuk bisa suntik IM berkali-kali, untuk pergi ke Cisangar;
dusun terjauh desa ciheras yang kayaknya untuk selamat bolak-balik kesana betul2
keajaiban, untuk tidak memaksakan diri, untuk mengerti, untuk melengkapi, dan
banyak lagi.
Hari Jum’at,
15 Juli, saya pergi ke dusun cisangar -daerah gunung. Udah dikasih tau sama Pak Toha –bapak yang
punya rumah- untuk gak kesana. Tapi karena ada posyandu disana, dan pengen
nemenin bu bidan, akhirnya berangkatlah ke
cisangar. Pas masih di jalan, kesan pertama: Desa Ciheras terlalu
berlebihan untuk cuma jadi satu desa. Waaaaay too big! Bahkan kalau hujan dan
mau ke Cisangar, kita harus lewat garut dulu. Haffuh.
Kesan kedua:
ini medan-nya luar biasa sulit! Kalau misal Indonesia butuh atlit2 u/ tanding
motor trail yang offroad, saya bener2 nyaranin mereka untuk pilih orang dusun
Cisangar. KERAS BUNG! Bukan hanya kemiringannya yang g santai (mostly > 500
kemiringannya, bahkan banyak yg lebih ekstrim), tapi jalannya yang
naik-turun dengan batu-batu segede kepala manusia, bahkan lebih! Kalau salah
dikit, bisa2 kelempar. Dan sukses setelah sekian lama akhirnya, jatuh dari
motor. :)
Gerbang masuk menuju Cisangar |
kanan-kiri sawah dan pegunungan |
Tikungan level 2 *banyak yg lebih ekstrim* |
Sungai besar, jernih, berbatu |
Sampai! Jalan di dusunnya batu-batunya besar sekali! |
Di jalan
bener2 gak bisa senyum, cengkrem kenceng banget karena kemungkinan kelempar
dari motor gede banget. Bahkan udah hampir. Sayang g bisa difoto karena takut
kamera kelempar. Yang berhasil di foto cuma jalan yang g berat dan g miring.
Palpitasi sepanjang perjalanan. Gak lebay. Mana ada ular kurang ajar gak pake
punteun lewat-lewat di jalan –I hate snakes!
“Life is a climb, but the view is great” –
Miley Cyrus
Sepanjang
perjalanan ke Cisangar, awal view-nya hutan-hutan, kanan jurang, jalan sempit
naik-turun. Lanjut dengan view persawahan dan pegunungan yang cantik, sungai
besar jernih yang tempting buat diceburin. Oya, karena view-nya dari atas bisa
langsung liat pantai, itu beneran bagus banget! Limitless horizon of the ocean!
Sampe sana
ternyata posyandu dua dusun, dengan satu dusunnya bisa sampe 40 orang. Ampe
lemes, hahahaha. Tapi apa karena di remote area ya? Orang2 dusun cisangar 1 dan
cisangar 2 lebih hangat dan akrab. Dua dusun ini tergolong paling aktif
se-Ciheras lo katanya :)
Happiness. |
Pas pulang,
saya sempet nemplok di pagar rumah orang. Gak mau pulang. Takut lewat medan-nya
yang keras lagi. Akhirnya bismillah pulang, dan BERUSAHA menikmati medan-nya. Berangkat
jam 9.30 pagi, nyampe lagi ke Ciheras jam 16.30 sore. Badan bener-bener rontok.
Hm, perjalanan ke Cisangar sekali jalan naik motor kira-kira sejam lebih.
Di rumah,
bersyukur banget ngambil kesempatan untuk ke
Cisangar. Walau awalnya nekat. Tapi bener-bener worthed. Semuanya. Bahkan
jatuh dari motor-nya. Liat ibu-ibunya yang pada semangat. I just loved it! Kesempatan
yang luar biasa!
Satu hal lagi
yang bikin saya bersyukur –di tengah excesiveness of gratitude yang terjadi-
adalah kesempatan untuk bisa kenal temen2 saya lebih dekat. Yang mungkin di kampus
jarang. Saya bisa bedain Edo sama Odi (kembar), dan ngobrol akrab sama mereka. Deket sama pije, yafidy, pide, dabrot, dan
lain-lain. Dan nyambung. Thats why I think
that; “Being best friends with someone, in a certain condition, its about
chances you have with them”. Di kampus mana pernah saya ngobrol ‘bener’
sama edo-odi, pije, dll. Kalau sebatas salam dan tanya kabar sih sering. Bahkan
dengan yafidy yang interaksi-nya lebih sering pun g terlalu deket di kampus. Kesempatan
yang ada nggak cukup.
Tapi...
Belajar dari
kesempatan bisa bantu persalinan, suntik IM, cisangar, dll. Saya juga belajar
dan paham. Kesempatan itu bukan kita duduk diem dan nunggu. Kesempatan itu
sesuatu yang harus diusahakan. Something to strive for. Harus dikejar. Karena
tataran manusia ya ikhtiar, usaha. Bukan masalah sempat-tidaksempat, tetapi
menyempatkan atau tidak. Itulah kesempatan.
Saya juga
sadar, gak deketnya saya sama temen2 salah satunya adalah saya yang TIDAK
menyempatkan diri untuk dekat. Alasan kalau dicari banyak, entah gak
nyempetinnya gara2 g ada waktu, g ada topik obrolan/kepentingan, dsb. Kesempatan
yang ada mungkin udah banyak, saya yang g ngambil –atau g menyempatkan untuk
ngambil. Dan di tengah injury time yang kaya gini –udah mau lulus, kesempatan yang
ada akan semakin sedikit. :(
Masa mau lulus dan gak dapet apa-apa, ful?
Komentar
Posting Komentar