Muhammad Isa Ibrahim



Namanya Muhammad Isa Ibrahim,
umurnya 3 tahun.

tiba-tiba dateng ke kamar saya,
terus ngeliatin tempat pensil yang isinya uang recehan, seribuan.
"kaka, liat ini uang ade"
"buat apaan be?" *sy panggil dia bebe
"buat sekolah, mau nabung"
"..............................."

di kesempatan lain,
"be, mau beli mainan?"
"gak mau, mau nabung aja buat sekolah"

ini mulanya karena keberatan Bunda kalo adek masuk sekolah yang sama kayak semua kakak-kakaknya, masalahnya klise, biaya. Sekolah swasta jelas aja pasti lebih mahal dari negeri, dan udah ada 3 anak yang di swasta, dan satu anak di perguruan tinggi, jelas aja gak ringan. Apalagi tahun depan, adik saya yang tiga ini, satu kuliah, satu masuk SMA, satu masuk SMP, dan adek Ibrahim masuk TK.

Saya bukan mau mempermasalahkan biaya lalalala,
karena saya juga tahu, bahwa Bunda dan Etta mengerti betul,
bahwa rizki sudah ada Yang Maha Mengatur.

tapi gak tau kenapa,
terharu aja ngeliat Ibrahim yang pengen banget sekolah di sana,
dan saya, yang udah dapet kesempatan dari awal sampe akhir di sana, setelah keluar harusnya bisa betul2 memanfaatkan kesempatan.

saya betul-betul diajarin bersyukur sama Ibrahim.
haduhhh, adeeeekk :')



dan tiba2 terngiang suara jernihnya yang nyanyi2 di tengah rumah,
"taman kanak-kanak zakaria, banyak teman disana, disana ku dibimbing jadi anak mandiri, taqwa pada Illahi..."

dia hapal dong, lagu-lagu TK-nya :')

Komentar

  1. makasih, ful.
    walopun kayaknya jauh hubungannya, tapi baca ini saya jadi mau belajar osce lagi.

    abis ngomen, siap ngehajar lagi modul2nya.
    bismillah..

    BalasHapus
  2. sama sama mang,
    walopun saya juga g ngerti hubungan antara osce dan adik saya, heu.

    yoiiii, sing semangat melawan musuh osce; kejenuhan dan kemalasan.

    distribusi tekstur hair loss,
    hajar!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?