be strong, strong girl!
saat kesabaran,
keikhlasan,
ketahanan,
loyalitas,
dan komitmen
...........diuji.
yang saya takutkan cuma satu, Allah gak ridho sama apa yang saya kerjakan.
Mudah-mudahan ini semua bisa jadi sarana bakti kepadaMu ya Allah,
bukan pada yang lain.
kemaren, H-1 ramadhan, waktu ketemu sama dekanat dan ditanya (kalo kata yg lain diobrak-abrik) habis-habisan, saya malah jadi banyak berpikir. kalo orang lain malah kesel sama dokternya, jujur, saya mah enggak. Saya malah berpikir gimana caranya memperbaiki apa yang kurang. dan ternyata emang (sepertinya) banyak.
dan pas keluar dari ruangan,
air mata saya malah gak bisa berhenti,
dan tiba-tiba sesek aja g tau kenapa.
mungkin orang2 kirain itu gara2 pas ketemu dekanat, tapi beneran bukan. acara sama dekanat sebenernya cuman apinya aja, minyaknya udah dituang sejak lama sekali. kalau saya bilang saya gak cape, bohong. Sungguh saya sangat cape. kalau saya bilang saya gak butuh liburan, bohong. Saya sangat butuh break. kalau saya bilang saya selalu dalam kondisi teroptimal, bohong. Banyak saatnya saya sangat ingin menyerah.
dan sesorean itu saya nangis kek orang desperate, berdua sama dhila.
everything is overwhelmed.
too much to handle.
dinda bilang: "coba ful, beban disini (sambil pegang pundak saya), dibagi-bagi ke yang lain"
but back then, apa yang harus dishare pun saya g tau.
dengan kejadian itu saya sangat disentil.
di detik2 menuju ramadhan saya jadi banyak muhasabah.
mungkin ini cara yang Allah berikan untuk menyadarkan saya,
memacu saya mensukseskan program ramadhan (bukan CUMA kegiatan ramadhan) saya.
dan saya sungguh sungguh sungguh sungguh takut,
kalau kelelahan ini tidak berarti apa-apa.
asalkan Allah ridha,
bahkan sampai patah-patahpun tak mengapa.
bismillah, marhaban yaa Ramadhan.
mudah-mudahan kita semua bisa sukses di Ramadhan bersama-sama.
jadi sangat menyadari, bahwa Ramadhan adalah sebenar-benar bukti Kasih Sayang Allah.
mudah-mudahan tidak menjadi mereka yang biasa.
keikhlasan,
ketahanan,
loyalitas,
dan komitmen
...........diuji.
yang saya takutkan cuma satu, Allah gak ridho sama apa yang saya kerjakan.
Mudah-mudahan ini semua bisa jadi sarana bakti kepadaMu ya Allah,
bukan pada yang lain.
kemaren, H-1 ramadhan, waktu ketemu sama dekanat dan ditanya (kalo kata yg lain diobrak-abrik) habis-habisan, saya malah jadi banyak berpikir. kalo orang lain malah kesel sama dokternya, jujur, saya mah enggak. Saya malah berpikir gimana caranya memperbaiki apa yang kurang. dan ternyata emang (sepertinya) banyak.
dan pas keluar dari ruangan,
air mata saya malah gak bisa berhenti,
dan tiba-tiba sesek aja g tau kenapa.
mungkin orang2 kirain itu gara2 pas ketemu dekanat, tapi beneran bukan. acara sama dekanat sebenernya cuman apinya aja, minyaknya udah dituang sejak lama sekali. kalau saya bilang saya gak cape, bohong. Sungguh saya sangat cape. kalau saya bilang saya gak butuh liburan, bohong. Saya sangat butuh break. kalau saya bilang saya selalu dalam kondisi teroptimal, bohong. Banyak saatnya saya sangat ingin menyerah.
dan sesorean itu saya nangis kek orang desperate, berdua sama dhila.
everything is overwhelmed.
too much to handle.
dinda bilang: "coba ful, beban disini (sambil pegang pundak saya), dibagi-bagi ke yang lain"
but back then, apa yang harus dishare pun saya g tau.
dengan kejadian itu saya sangat disentil.
di detik2 menuju ramadhan saya jadi banyak muhasabah.
mungkin ini cara yang Allah berikan untuk menyadarkan saya,
memacu saya mensukseskan program ramadhan (bukan CUMA kegiatan ramadhan) saya.
dan saya sungguh sungguh sungguh sungguh takut,
kalau kelelahan ini tidak berarti apa-apa.
asalkan Allah ridha,
bahkan sampai patah-patahpun tak mengapa.
bismillah, marhaban yaa Ramadhan.
mudah-mudahan kita semua bisa sukses di Ramadhan bersama-sama.
jadi sangat menyadari, bahwa Ramadhan adalah sebenar-benar bukti Kasih Sayang Allah.
mudah-mudahan tidak menjadi mereka yang biasa.
ya, cuma ridha Allah yg kita cari.
BalasHapusga lebih dan ga kurang.
bahkan jadi biasa2 jg gpp asal Allah ridha.
kita ga mau jd biasa2 jg kan karena kita pikir klo biasa2 khawatir Allah ga ridha. gt kan?
sy pikir berat itu biasa, ful.
udh jd konsekuensi logis rasa syukur kita.
udh jd konsekuensi logis keislaman kita.
tinggal gmn caranya kita ngatur emosi & pikiran supaya smuanya jd kerasa enak & menyenangkan. gt kan?
fulki bisa lah ya :)