Keblinger.

Ini dapet dari sini. Saya sepakat sama artikel-nya. Kenapa yang dikutip cuma yang bagian awalnya aja, soalnya kalau sampai akhir, kepanjangan. ehehehe.

Islam tidak tergantung kepada saya. Saya boleh kalian lenyapkan dengan izin Allah, tapi Islam tetap menang, kalian pasti hancur. Karena Islam adalah haq, sedangkan usaha-usaha kotor kalian adalah batil. Karena menentang Allah, kalian adalah makhluk hina. Oleh karena itu, kalian pasti hancur. Allah dan Rasul-Nya pasti menang.

Ketahuilah, kewajiban Anda sekalian yang paling utama adalah memahami hakikat dinul Islam agar amalan Anda tidak batal. Selain itu, harus belajar memahami hakekat La Ilaaha Illallah.

Hidup ini harus menyerahkan diri kepada Allah Swt sepenuhnya. Maksudnya kehidupan di dunia ini harus hanya diisi untuk mengabdi (ibadah) kepada Allah saja.

Yang dimaksud ibadah hanya kepada Allah, pelaksanaannya bukan hanya menyembah. Tetapi, mengatur seluruh aspek kehidupan, dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara. Seluruh aspek kehidupan itu hanya diatur dengan hukum Allah dan sunnah Rasul-Nya secara kaffah alias seratus persen.

Wahai pejabat negara yang beragama Islam, bila Anda mengatur hidup pribadi dan keluarga Anda dengan hukum Allah, akan tetapi Anda menolak mengatur Negara atau pemerintahan yang Anda kuasai dengan hukum Allah secara kaffah (menyeluruh), maka Anda bukan Muslim. Meskipun Anda mengamalkan shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Sebab Allah memerintahkan semua pemimpin agar mengatur rakyatnya dengan hukum Allah.

Hakekat Diinul Islam yang harus diamalkan adalah mengatur seluruh aspek kehidupan dengan hukum Allah 100 persen, tidak boleh sepotong-sepotong dan dicampuraduk dengan hukum-hukum jahiliyah.

Termasuk kewajiban setiap muslim adalah memahami hakekat tauhid, yakni Laa Ilaaha illallah. Sedangkan lawan dari tauhid adalah syirik. Antara tauhid dan syirik adalah dua perkara yang kontradiksi, seperti siang dan malam, tidak bisa bersatu dan berdamai serta tidak saling bertoleransi.

Antara Islam dan kafir tidak bisa dicampur. Bila ada tauhid, maka tidak boleh ada syirik. Bila ada syirik, tauhid harus pergi. Bila ada Islam, tidak boleh ada kekafiran. Bila ada kekafiran, Islam harus pergi tidak boleh bertoleransi. Tauhid adalah haq, syirik adalah batil. Islam adalah haq dan kafir adalah batil. Antara haq dan batil tidak boleh bercampur. Maka antara hukum tauhid dan hukum syirik, hukum Islam dan hukum kafir tidak boleh dicampur apapun alasannya. Kalau dicampur, maka tauhid dan Islamnya batal.

***

Sekarang -err dari dulu sebenernya- menjadi kian marak mengenai paham kebebasan, kebangsaan, toleransi, nasionalisme, dsb. Orang-orang banyak terlena dengan yang namanya ukhuwah, jalinan kebersamaan, mudah2an gak jadi romantisme konyol yang sia-sia.

Lucu, pada saat dibilang bahwa kesejahteraan bisa tercapai tidak hanya dengan Islam. Cita-citanya sejahtera berarti, bukan Allah ridho. Sedangkan secara aqidah -karena aqidah harus hitam putih- bahkan kalau Allah tidak ridho, ngapain juga kita mengejar sejahtera? Ini contoh ekstrim-nya. Ini mana hulu mana hilir-nya gak jelas. Berpegang kepada bahwa target hidup adalah bagaimana Allah ridho terhadap kita jadi kian buram, berganti sama target-target materialis humanis yang secara TIDAK SADAR merasuk ke dalam pikiran-pikiran manusia sekarang.

Apa yang salah ya? Ada yang gak sampai? Sewaktu jaman rasulullah di Mekkah, jaman turunnya Qur'an Makki, yang ditanamkan betul-betul kepada seluruh umat muslim adalah tentang hakikat diri dan tugas hidupnya. Mulai dari siapa ia, darimana ia datang, kenapa ia datang, kemana ia akan pergi di akhir perjalanannya, siapa yang telah mendatangkannya dari ketidakadaan dan ketidaktahuan, dengan siapa ia akan pergi pada perjalanannya, dsb dsb dsb yang konsep ini menjadi landasan berpikir dan berkehidupan. Sekarang sudah jauh berpikir ke area aplikasi dan pola bergerak, tapi yang dasarnya gak kepegang. Jadinya timbul pertanyaan, ini bergeraknya pun kenapa dan atas dasar apa?

kalau begini caranya, timbul lagi pertanyaan, apa yang sebenarnya dimaknai dari Laailahaillallah Muhammadurrasulullah? 

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." QS. Ali Imran: 85


Astagfirullahal'adziim..
Wallahu'alam bishawab, billahi taufiq wal hidayah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?