Why us? (1)

Banyak materi 'pergerakan mahasiswa' di organisasi kemahasiswaan beberapa fakultas kedokteran yang ngungkit tentang para dokter/mahasiswa kedokteran yang punya peran/andil besar di pergerakan beberapa negara. Sebut aja dr. Sun Yat Sen, dr. Ernesto 'Che' Guevara, dr. Mahathir Mohamad, dr. Sutomo, dr. Wahidin Sudirohusodo, S. M Kartosuwiryo, dan banyak lagi. 

Nama-nama yang saya sebutin di atas punya ideologi berbeda, tapi setidaknya mereka punya satu kesamaan; mahasiswa kedokteran/dokter. 

Apa semua pemimpin pergerakan pasti diisi oleh dokter/mahasiswa kedokteran? tentu enggak. tapi dibahas disini soalnya saya mahasiswa kedokteran dan baru nonton 1911 revolution (revolusi china yg dipimpin dr. Sun Yat Sen) dan the motorcycle diaries (perjalanan Ernesto 'Che' Guevara muda pas masih mahasiswa kedokteran yang jadi titik balik pemikiran2nya).

Sayangnya, kadang ini sekedar jadi euforia gelar atau status, sama kaya materi pergerakan mahasiswa yang selalu ngungkit tahun 1998 tentang 'bagaimana pengaruh dan berjaya-nya mahasiswa'. Judgmental ya kalau saya bilang euforia gelar/status?

Awali dari kenapa. Kenapa dari sekian banyak mahasiswa kedokteran di Hongkong tempat dr. Sun Yat Sen belajar, dia yang muncul? Kenapa harus Che Guevara di Amerika Latin? Kenapa Mahathir Mohamad? Ada yang lebih dari sekedar status 'mahasiswa kedokteran/dokter'. Karena fakta lapangan membuktikan, g semua (bahkan mungkin sangat sedikit kalo kita liat dari rasio mahasiswa kedokteran/dokter) punya idealisme seperti orang2 di atas. Status g jadi jaminan.

Saya sebut euforia apabila kita menjadi haru-biru oleh "Baiklah saya mahasiswa kedokteran dan calon dokter. Wow, banyak sekali yang bisa dilakukan oleh status ini! Coba lihat mereka-mereka itu!" dan berbangga dengan status ini tapi udah aja. G dipikir apa yang membuat ada beberapa orang yg stand-out sedangkan yang lain tidak. Hanya bersandar kepada romantisme nama besar dan masa lalu. Seakan itu semua otomatis hadir seiring disandangnya status.

*plak *plak
duh, saya g maksud jadi sarkastik.

Saya posting ini maksudnya pengen ngajak bareng2 mikir, ada apa dengan mereka2 ini sampai bisa mempunyai g hanya idealisme yang kuat tapi juga gigih memperjuangkannya. Influence-nya dari mana? kalau memang influence itu datang dari status mereka sebagai mahasiswa kedokteran/dokter, apanya? bagaimana?

Ini yang menurut saya harus dipikirkan oleh kita, mahasiswa kedokteran, daripada sekedar bersandar kepada nama besar pendahulu2 atau status yg kita sandang sebagai calon dokter.

Komentar

  1. IMHO sebenernya yg muncul kan pemikirannya dulu, baru kemudian ketauan latar belakangnya seperti apa.
    Aku setuju ki soal bersandar pada nama besar itu. Kok kayaknya yg dilihat cuma latar belakangnya aja, bukan apa yg dibawanya. Fighting spirit nya jelas bagus buat dicontoh, tapi buat mengembangkan diri sendiri ke arah yg lbh baik, bukan sekedar meniru.

    Fulkiiiiii cepet lulus ya! Nanti aku bikinin klinik!

    BalasHapus
  2. errr, maksudku bukan itu sih fit. yasudahlah.
    ihiks. suka sedih kalo nulis apa ditangkepnya lain. kayaknya aku harus belajar nulis lagi biar apa yang aku maksud nyampe dengan baik dn bener. :(

    fiiiit do'ain, kamis sidang...

    BalasHapus
  3. muahahahaha yaudahlah yaaaa akunya kali yg salah baca. errrr. yaudah kasitau pas aku di bandung *kapaaaaann*

    sip! semangatkamissss :D :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?