titik terminal dan takut


hari ini saya memutuskan untuk di rumah dan mengganti jadwal ketemu orang2 (rasa bersalahnya parah banget eung T.T). entah kenapa minggu ini fisik saya lagi sangat tidak mendukung, dan puncaknya ya hari ini.

ada di rumah, saya mikir gimana caranya biar tetap produktif, akhirnya saya malah belajar (super-kemajuan), ngobrak-ngabrik lemari-nemuin banyak buku yg HARUS dibaca, nulis blog, dan merenung.

jadi kepikiran malem sabtu kemaren pas lagi ngumpul p&k membicarakan kasie. perasaan saya waktu itu : takut.

Nah, malem sebelumnya, temen saya (anak p&k juga), yang mau maju jadi sekwil sms: "ful, sebenarnya saya pantes gak ya jadi pemimpin sebesar itu, saya takut gak siap"

pas kemaren pemilihan kasie, semua orang dapet giliran bicara, tentang pemetaan hidupnya tahun depan, butuh kasie kaya gimana, siapa calon kasie menurut dia, dan need assessment kebutuhan p&k untuk tahun depan. jawaban2 anak2nya sangat : hm, gimana ya, intinya jadi mikir, kok kayaknya kasie p&k itu de to the wa banget. susah amat-lah kriteria2nya. dan saya jadi malah minder.

yang bikin saya takut adalah:
salah satu calon kasie yang diajukan, dia menolak jadi kasie, karena dia takut gak sanggup dengan beban amanah yang menurut dia luar biasa, ditambah lagi tekanan eksternal, dan dia juga gak sanggup kalau harus dibandingkan sama pendahulu2nya.

dan calon lainnya, dia sampai nangis menggugu saat ditanya siap atau tidak jadi kasie p&k. menurutnya, kasie p&k merupakan posisi yang sangat menakutkan. dan ironisnya, keberatannya tidak separah saat dia menjadi ketua seksi lain.

saya meringis karena, semua orang takut mengemban amanah, yang sekarang JUSTRU sedang saya emban. saya jadi takut. kesannya : saya 'gila' karena menerima amanah ini. dan jadinya saya bener2 berpikir ke belakang, selama setahun kemaren saya udah ngapain aja, dan apa hal yang membuat saya percaya bisa dengan lugas mempertanggungjawabkan setahun ke belakang ini. dan saya semakin takut.

jadi inget jaman2 di awal-tengah kepengurusan, saat saya juga banyak menangis karena amanah ini, Ribonk pernah bilang: "gila ya, ada orang yang sampai segitu takutnya sama amanah. saya kagum". dan saya malah, err, mikir, kok Ribonk malah kagum, harusnya dia aneh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embracing Buton #3: Lasalimu Pantai.

Embracing South-East Celebes: Desa Labengki

When I'm feeling blue?